Wisata Horor Penuh Tengkorak, Desa Adat Trunyan
By : Tegar Aryha Pratama
Berwisata selalu identik dengan hal-hal yang menyenangkan dan lokasi yang indah, tetapi ada beberapa tempat yang memiliki kesan mistis atau horor. Mengunjungi tempat wisata yang memilii kesan horor bagi beberapa orang memiliki kesan tersendiri, selain menegangkan wisatawan juga merasa tertantang.
Tempat-tempat wisata yang memiliki kesan horor salah satunya adalah desa Trunyan berada di kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli, provinsi Bali, Indonesia. Sepanjang perjalanan pemandangan alamnya begitu indah, hutan yang masih asri dan keindahan danau Batur tidak akan terpikirkan dalam kepala jika tempat yang dituju merupakan tempat yang memiliki tradisi pemakaman yang unik.
Desa Trunyan yang mayoritasnya merupakan Hindu-Trunyan yang merupakan varian Hindu-Bali memiliki pemakaman yang unik biasa dikenal dengan nama “Mepasah” atau “kubur angin” berbeda dengan Ngaben yang umum dilakukan di Bali yang merupakan “kubur api”. Mepasah dilakukan dengan cara menutupi mayat dengan kain putih, diupacarai kemudian mayat diletakkan tanpa dikuburkan di bawah pohon besar yang terkenal dengan nama Taru Menyan. Pemakaman ini dilakukan di Sema (kuburan) Wayah. Mayat yang tidak dikubur itu tidak mengeluarkan bau tetapi tetap mengalami penguraian karena pohon Taru Menyan. Secara bahasa Taru berarti “pohon” dan Menyan berarti “harum”, Taru Menyan mengeluarkan bau harum dan dapat menetralisirkan bau dari mayat. Pohon ini hanya tumbuh di desa ini, Teru Menyan juga menjadi asal usul nama Desa Trunyan.
Masyarakat Trunyan mengnal tiga jenis penguburan serta terdapat tiga jenis kuburan. Sema Wayah untuk mayat yang meninggal secara wajar, Sema Bantas untuk mayat yang meninggal secara tidak wajar seperti dibunuh atau bunuh diri, serta Sema Nguda untuk mayat bayi atau orang dewasa yang belum menikah.
Mitos yang beredar di masyarakat jika seseorang yang semasa hidupnya melakukan banyak hal baik mayatnya akan cepat membusuk dan menjadi tulang belulang. Sebaliknya jika seseorang yang semasa hidupnya banyak melakukan hal buruk mayatnya akan lama membusuk.
Untuk bisa sampai di desa Trunyan harus melintasi danau Batur menggunakan perahu selama 20-30 menit. Harga tiket penyeberangan beragam sesuia jumlah penumpang untuk perahu Rp. 1.000.000 maksimal 7 orang, Rp. 950.000 maksimal, dan Rp. 750.000 maksimal 2 orang. Harga tiket masuk desa Trunyan sudah termasuk dalam harga penyeberangan.
Itu tadi beberapa penjelasan tentang Desa Adat Trunyan . Jangan lupa selalu abadikan momen bersama orang-orang terkasih. Jika anda tertarik, anda bisa mengikuti paket wisata Indonesia dari kami yang tentunya dijamin tepat dan juga terpercaya. Selain itu kami juga menyediakan sewa villa di kota Batu.